Apakahkau ingin Allah memotong pengabdian-Nya kepadamu? Aku tahu kau memang beribadah kepada Allah, hanya tak selama biasanya supaya para penatua yang telah selesai bertugas di gereja ini dapat dihormati. Ya saya harap saat kau berdiri di hadapan Allah, Ia tidak menukasmu dengan berkata, "Enyahlah, aku tak tahu siapa kamu." Puisicinta islami romantis red spa marrakech elodie la pute samedi 6 août 2022. Dahulu kita berjauhan kini sudah berdekatan Poeme romantique sms first choice let no man put asunder inchallah com site classique. Watch the video for Depuis toi from Élodie Frégé's La fille de l'après midi for free, and see the artwork, lyrics and similar artists. ISBN: 978-602-79822-3-9. Gambar sampul / isi: Tina Safari. Perancang sampul / penata letak : Alek Subairi. Pengantar : Faisal Kamandobat. Catatan: Tina Safari, penyair kelahiran Swedia ini, menulis tidak dalam bahasa ibunya, melainkan langsung ke dalam bahasa Indonesia. Beberapa pilihan puisi Tina Safari dalam Cinta tak Mungkin. puisicinta ke-1 Wahai Hati Bersabarlah dalam menanti, Yakinlah janji_Nya adalah pasti.. Pada akhirnya kebahagiaanlah yg kelak kan diraih. Wahai Jiwa Tenanglah dalam lara, Percayalah bahwa janji_Nya adalah nyata. Jangan pernah ragu dengan kehendak_Nya DIA lebih tau mana yang terbaik untuk para hamba2_Nya. Wahai Raga Tetaplah istiqomah dalam asa, Vay Tiền Trả Góp 24 Tháng. Allah itu Maha Indah. Terkadang keindahannya menyapa dalam relung batin kita dalam bentuk romantisme berupa kerinduan dan cinta. Namun tidak semua makhluk-Nya mampu menerima sinyal-sinyal itu. Hanya mereka yang mau mendekat kepada-Nya, akan menerima balasan cinta dan kerinduan-Nya. Para sahabat inilah hadiah dariku yang kepersembahkan kepadamu, berupa PUISI CINTA KEPADA ALLAH yang perlu engkau pahami dan renungkan secara mendalam. Semoga bermanfaat. KERINDUAN IN THE BEGINNING Sapaan hening dan dingin semilir angin malam Membelaiku dalam kerinduan yang teramat dalam Nyanyian simphoni sang rembulan dan bintang gemintang Membuat hamba larut dalam kerinduan Duhai Kekasih… Begitu lama Engkau perjalankan hamba seperti Ibrahim Mencari gerangan dimana Sang Kekasih bersemayam Kini itu semua..telah kulalui dengan ijin-Mu Ketika Engkau membisikkan…”Hadapkan wajahmu dengan hanif” Duhai Sang Pujaan… Hampir 40 tahun lamanya…Engkau tutup tirai elok wajah-Mu Namun itu semua…semata-mata karena kebodohanku Yang bergelimang dalam hijab-hijab kesombonganku Wahai Yang Maha Indah Sekian lama Engkau Musa-kan hamba Dengan ketidakpercayaan tentang keberadaan-Mu Namun kini…Engkau dudukkan hamba…di “bukit Tursina” Hancur lebur…terurai…hampa…menjelma menjadi cahaya Bersimbah penyesalan dan tangisan, bersujud di hadapan-Mu Wahai Dzat Yang Maha Lembut Begitu lama Engkau Muhammad-kan dalam kegelisahan Tuk menemukan Yang Sejati…Illahi Robbi Kini…Engkau dudukkan hamba…dalam “Gua Hira” Lautan cinta yang tak terukur kedalamannya Samudera cinta yang tak bertepi Aahhh…Mengapa sekarang baru terjadi Bodohnya hamba, dungunya hamba Setelah kuhabiskan waktu begitu lama Dalam keterombang-ambingan yang fana Terima kasih…duhai Kekasih Di sisa-sisa usiaku…Engkau perkenankan aku Untuk mengenal-Mu…berada di dalam wilayah-Mu Ya Ghofar…Ya Rahman…Ya Rahim…Ya Quddus.. Shalatku, ibadahku, hidup dan matiku.. Kuserahkan dengan tulus…kepada-Mu JALAN TUHAN IN THE PROCESSING 1 Inilah jalan Tuhan, jalan yang tidak semua orang mampu menjalani Berbagai onak dan duri harus kau lalui Badai dan taufan akan kau hadapi Fitnah dan ghibah akan kau dengar setiap hari Kenikmatan duniawimu untuk sementara akan dicabut Agar engkau tidak disibukkan dengan masalah yang remeh Hingga mencapai suatu batas kesanggupanmu mengenal Tuhanmu Titik nadir kehidupan adalah titik awal menuju kebahagiaan Bukankah cinta harus ada pengorbanan? Bukankah kerinduan terfokus hanya pada satu tujuan? Bukankah kasih sayang perlu kepedulian? Bukankah kedamaian diraih dengan perjuangan? Ya Rabb....rengkuhlah hamba dalam belaian-Mu Ya Rabb....dekaplah hamba dalam pelukan-Mu Ya Rabb....tuntunlah hamba senantiasa menuju kepada-Mu Hingga ujung waktu... AL-FITRAH AL-MUNAZALAH IN THE PROCESSING 2 Aku tidak berbentuk namun keberadaanku di dalam sekaligus di luar Wujudku immaterial namun bisa dirasakan Ibarat angin...tidak berbentuk namun ada Berkelana menembus ruang dan waktu yang tak terbatas Aku ada namun tidak butuh apa-apa Tidak pernah sakit, lapar, haus, dan tidur Keinginanku cuma satu...selalu kembali ke haribaan Illahi Karena aku adalah amr Tuhan Kadang aku menangis terbelenggu oleh nafsu Merintih tak berdaya....Menjerit tak bersuara Akulah mutiara yang tenggelam dalam lumpur hitam Bebaskan...lepaskan...biarlah aku menuju kepada yang Sejati Akulah sebenarnya Sang Penguasa Atas nafsuku, pikiranku, qalbuku, akalku dan ragaku Akulah sejatinya Sang Panglima Yang kmenggerakan seluruh perangkatku menuju Illahi Rabbi Sabar, ikhlas, tawakal dan istiqomah adalah pondasiku Shalat dan zakat adalah saranaku Ramadhan adalah penyucianku Haji adalah pembuktianku Man arafa nafsahu, faqad arafa Rabbahu Biarkan diriku selalu berada dalam alam kelanggengan Menatap indah penuh pesona Sang Pujaan Biarlah aku meringkuk penuh kemesraan Oleh belaian Sang Kekasih Tersayang Biarkan aku melepas rindu Dalam lautan asmara yang menggebu-gebu Diliputi rasa cinta yang tak pernah layu Bagaikan kekasih yang lama tidak bertemu INNA LILLAHI WA INNA ILLAIHI ROJI’UUN IN THE END Aku adalah lelaki tersembunyi... "Ayahku" Qudrat..."Ibuku" Iradat..."Diriku" Takdir Aku dijuluki orang pinggiran ditelan gemuruh gelombang jaman... Sebab perilakuku keluar dari jalur sistem "kebenaran" manusia.... Biarlah mereka menganggapku aneh, gila, majnun...terserah.... Kumaafkan sebelum mereka menghinaku...sebab mereka tidak tahu… Tidak mengerti dan memahami hakiki hidup ini.... Biarlah aku menyendiri...cukup Allah SWT yang menemani... Diliputi rasa kebahagiaan, kemesraan, kedamaian dan kenyamanan Yang tak terbeli oleh apa dan siapapun.... Biarlah diri ini sirna, terurai, musnah dan lenyap.... Inna Lillahi wa inna Illaihi Roji'uun...... Marilah kita tetap ISTIQOMAH untuk meraih ridha Allah SWT!!! Wassalamu’alaikum Wr. Wb. Iwan Fahri Cahyadi Pondok Ar-Rahman Ar-Rahim Semarang Hari puisi sedunia jatuh setiap 21 Maret. Di hari ini kita dapat mengapresiasi karya-karya para penyair, salah satunya Rabi’ah Al Adawiyah. Ia adalah seorang sufi perempuan yang cukup dihormati dalam sejarah peradaban islam dengan puisi cintanya. Rabi’ah dalam menjalankan tasawuf tidaklah karena dikuasai oleh perasaan takut kepada Allah atau takut kepada nerakanya, melainkan hatinya penuh oleh perasaan cinta kepada Allah. Tidak ada satupun di dunia ini yang dicintai Rabi’ah kecuali Allah SWT. Kecintaannya pada Allah SWT patut kita teladani lewat puisi-puisi berikut buruknya, Orang yang menyembah Allah Lantaran mengharap surga Dan ingin diselamatkan dari api nerakaSeandainya surga dan neraka tak ada Apakah engkau tidak akan menyembah-Nya?Aku menyembah Allah Lantaran mengharap ridha-Nya Nikmat dan anugerah yang diberikan-Nya Sudah cukup menggerakkan hatiku Untuk menyembah-Mu***Aku mencintai-Mu dengan dua cinta Cinta karena diriku dan cinta karena diri-Mu Cinta karena diriku, adalah keadaan senantiasa mengingat-Mu Cinta karena diri-Mu, adalah keadaan-Mu mengungkapkan tabir Hingga Engkau ku lihat Baik untuk ini maupun untuk itu Pujian bukanlah bagiku Bagi-Mu pujian untuk semua itu***Ya Illahi Rabbi Malam telah berlalu Dan siang datang menghampiri Oh andaikan malam selalu datang Tentu aku akan bahagia Demi keagungan-Mu Walau Kau tolak aku mengetuk pintu-Mu Aku akan tetap menanti di depannya Karena hatiku telah terpaut pada-Mu***Ya Allah, apa pun yang akan Engkau Karuniakan kepadaku di dunia ini, Berikanlah kepada musuh-musuh-Mu Dan apa pun yang akan Engkau Karuniakan kepadaku di akhirat nanti, Berikanlah kepada sahabat-sahabat-Mu Karena Engkau sendiri, cukuplah bagiku *** Ya Allah Semua jerih payahku Dan semua hasratku di antara segala Kesenangan-kesenangan Di dunia ini, adalah untuk mengingat Engkau Dan di akhirat nanti, diantara segala kesenangan Adalah untuk berjumpa dengan-Mu Begitu halnya dengan diriku Seperti yang telah Kau katakan Kini, perbuatlah seperti yang Engkau Kehendaki ***Puisi-puisi cinta ini dapat menjadi renungan kita. Anda juga dapat menjadikannya wallpaper di ponsel sebagai remainder, ya, Scarf Lover! Wallahu A’lam.JH Puisi menahan rindu karena taat kepada Allah adalah rangkai kata puitis rindu yang terpendam dan kata kata cinta kepada Allah menjelaskan tentang rindu dan kerinduan mendalam kepada kata kata kerinduan karena ketaatan pada agama dalam bait puisi rindu yang dipublikasikan berkas puisi, apakah bercerita seperti puisi cinta islami rindu dalam doa atau membahas seperti dalam kata kata rindu islami menyentuh hati lebih jelasnya kata-kata rindu seseorang dalam puisi tentang menahan rindu karena taat kepada Allah dismak saja puisi berikut ini agar mengerti makna rindu dalam bait puisinyaMENAHAN RINDUOleh Ryan AnggaprajaSungguh indah bahasa rindumumemeluk aku sampai ke qalbuterpana aku karena senyummuhingga aku dimabuk rinduHaruskah ini menjadi candu?betapa besar cintaku padamuataukah ini hanyalah semukarna lelah tak bertemuahh, wajahku penuh piluterdiam kaku bagai batuadakah ia yang kurindudisiksa rindu yang membekuTuhan, aku mendengar Mutak kan kulanggar Ajaran-Mumeski berat menahan rindukan kutahan hingga 12 Juli 2021Note Biarlah rindu melebur menjadi debu, agar hati tak dibelenggu pilu, tunggu saat waktu bertemu, ijab qabul didepan penghulu.

puisi cinta kepada allah